🫏 Perhitungan Pph 21 Honorarium Komisaris
Berikutdibawah ini langkah-langkah menghitung PPh: Hitunglah gaji bruto dalam setahun (gaji pokok, tunjangan, makan, kesehatan dan lain-lain). Kalkulasikan PTKP sesuai dengan status kekeluargaan. Kurangi dengan tunjangan biaya jabatan 5% (maksimal 6 juta) dan iuran pensiun 5% (maksimal 2,4 juta).
penghitunganpeserta kegiatan ph bruto x tarif ps 17 anggota dewan komisaris/dewan pengawas, bukan pegawai tetap jumlah kumulatif ph bruto (honorarium/imbalan tdk teratur) x tarif ps 17 mantan pegawai jumlah kumulatif ph bruto (jasa produksi/tantiem/gratifikasi/bonus /imbalan tidak teratur) x tarif pasal 17 peserta program pensiun masih
CaraPerhitungan PPh 21 rapel kenaikan gaji yaitu Rp800.625 - Rp468.125 = Rp332.500. Sehingga jumlah Rp332.500 ditambahkan dengan perhitungan PPh 21 untuk bulan Agustus yaitu sebesar Rp114.375 untuk kemudian dipotongkan terhadap gaji Budi di bulan itu ketika terjadi kenaikan gaji dan penerimaan rapel.
TabelTarif PPh Pasal 21 untuk Anggota Dewan Komisaris atau Dewan Pengawas. anggota dewan komisaris atau dewan pengawas yang tidak merangkap sebagai Pegawai Tetap pada perusahaan yang sama yang mendapat honorarium atau imbalan yang bersifat tidak teratur. Baca Juga Perhitungan PPh Badan 2021 dan Cara Lapor SPT Tahunannya.
Pengertian PPh 21 diatur dalam peraturan Dirjen Pajak yaitu nomor PER-32/PJ/2015. Dalam peraturan tersebut PPh 21 didefinisikan sebagai pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun yang sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh
PPh21. PPh 25. Dasar Hukum - UU PPh Pasal 21 - Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008. UU PPh Pasal 25. Subjek Pajak. Pegawai, penerima pensiun, penerima honorarium, penerima upah, maupun orang pribadi yang memperoleh penghasilan berkaitan dengan pekerjaan atau jasa dari pemotong pajak. Wajib Pajak Pribadi atau Badan dengan kegiatan usaha. Objek Pajak
Berikuttarif pajak PPh 21 berdasarkan Tarif Pasal 17 Undang-undang (UU) PPh: 1. Wajib Pajak dengan penghasilan tahunan sampai dengan Rp50.000.000, kena 5% 2. Di atas Rp50.000.000 sampai dengan Rp250.000.000 kena tarif 15% 3. Di atas Rp250.000.000 sampai dengan Rp500.000.000 sebesar 25% 4. Di atas Rp500.000.000, tarif yang dipungut sebesar 30%
AuliaRais adalah seorang komisaris di PT Media Primatama, yang bukan sebagai pegawai tetap. Pada bulan Desember 2020 menerima honorarium sebesar Rp 60.000.000. Perhitungan Pajak Atas Penghasilan. PPh 21 Sebulan = Penghasilan Bruto x Tarif Pajak (Rp 50.000.000 x 5%) + (Rp 10.000.000 x 15%) = Rp 2.500.000 + Rp 1.500.000 = Rp 4.000.000
AuliaRais adalah seorang komisaris di PT Media Primatama, yang bukan sebagai pegawai tetap. Dalam tahun 2016, yaitu bulan Desember 2016 menerima honorarium sebesar Rp 60.000.000,00. PPh Pasal 21 yang terutang adalah : 5% X Rp 50.000.000,- = Rp 2.500.000,- 15% X Rp 10.000.000,- = Rp 1.500.000,- PPh Pasal 21 yang harus dipotong Rp 4.000.000,-
m4bpRu. Cari tahu bagaimana sistem payroll dalam sistem HRM dapat membantu perusahaan Anda dalam sistem penggajian karyawan termasuk juga perhitungan pajak penghasilan PPh 21. Tidak cukup itu saja, software tersebut juga dapat membantu HRD maupun karyawan dalam menghitung perkiraan gaji secara tepat dan akurat. PPh 21 merupakan pajak dari penghasilan selama setahun, dimana penerima penghasilan wajib untuk membayarkan setiap bulannya. Apakah Anda sudah memahami pengertian, wajib pajak, dan cara penghitungannya yang tepat? Simak ulasan berikut mengenai penjelasan lengkap tentang PPh 21 di Indonesia beserta kehadiran program payroll yang membantu kerumitan perhitungannya dalam perusahaan sehingga dapat menyederhanakan HRD di perusahaan dan lebih fokus pada pengembangan bisnis Anda dan membantu sistem manajemen keuangan perusahaan Anda! Baca Juga Pengertian Payroll dan Manfaatnya Daftar Isi Apa itu PPh 21? Menghitung PPh 21 Secara Manual Perbedaan PPh 21 Menurut Status Tenaga Kerja Siapa Saja yang Wajib Membayar Pajak Penghasilan? Permudah Menghitung PPh 21 dengan Program HRM EQUIPERP! Kesimpulan Pengertian PPh 21 Adalah Sumber Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-32/PJ/2015, tarif PPh 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah honorarium, tunjangan, dan pembayaran lainnya dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi sebagai subjek pajak dalam negeri. PPh Pasal 21 sendiri merupakan pajak yang berlaku untuk setiap subyek pajak yang telah memiliki penghasilan. Subyek wajib pajak PPh Pasal 21 ini sendiri yaitu individu yang telah memiliki penghasilan seperti karyawan atau pekerja yang memperoleh upah seperti gaji. Pada sebuah perusahaan, Umumnya PPh Pasal 21 ini dibayarkan oleh bagian keuangan perusahaan tersebut. Sehingga pemotongan tarif PPh 21 ini dilakukan secara langsung dengan memotong gaji karyawan tersebut agar karyawan atau pekerja perusahaan tersebut tidak perlu report lagi untuk menghitung PPh Pasal 21. Oleh karena itu secara umum PPh 21 adalah pajak penghasilan yang berlaku pada sistem penggajian suatu perusahaan kepada karyawannya. Baca Juga Cara Tepat Menentukan Besaran Gaji Pegawai Cara Menghitung PPh 21 Secara Manual Dalam perhitungan secara manual, kesulitan utama bukanlah pada perhitungan pajaknya. Tetapi pada saat perhitungan perkiraan selama setahun yang disebut juga metode penyetahunan pajak. Dengan menghitung PPh 21 Anda dapat mengetahui apakah ada perubahan gaji dalam setahun dan berapa bonus yang akan Anda terima. Terdapat beberapa metode untuk menghitungnya secara manual. Berikut cara menghitung metode penyetahunan pajak secara manual tanpa menggunakan program payroll Forecast Menghitung dengan mengalikan penghasilan yang belum diterima yang dianggap sama dengan penghasilan pada bulan terakhir gajian dengan jumlah bulan tersisa hingga akhir tahun, kemudian ditambahkan dengan jumlah gaji yang telah diterima pada bulan sebelumnya. Penyetahunan bulan Mei {Jumlah Penghasilan bulan Mei x 8} + {Jumlah Penghasilan bulan Januari sd April} Moving Average Cara perhitungan Moving Average yaitu dengan membagi jumlah gaji yang telah diterima dengan jumlah bulan yang telah menerima gaji, untuk mengetahui rata-rata penerimaan setiap bulan. Kemudian mengalikan hasil rata-rata penerimaan setiap bulan dengan 12 dua belas yang merupakan jumlah bulan dalam setahun. Penyetahunan Penghasilan bulan Mei {{Jumlah Penghasilan bulan Januari sd Mei} 5} x 12 Perhitungannya memang terlihat mudah. Namun kenyataannya sulit, karena jumlah karyawan tidaklah sedikit dan memiliki gaji dan bonus yang beragam. Apabila perhitungan ini berjalan secara manual bagi setiap karyawan tentu akan merepotkan dan membutuhkan waktu yang lama. Baca juga Memilih Sistem HRM yang Pas untuk Perusahaan Perbedaan PPh 21 Menurut Status Tenaga Kerja Apabila seluruh karyawan melakukan kerja penuh dalam satu tahun yaitu dari bulan Januari sampai dengan Desember selama tahun berjalan. Maka akan terjadi perbedaan di beberapa perhitungan pajaknya. Perbedaan cara perhitungan dikelompokkan menjadi dua yaitu terhadap pegawai tetap dan pegawai tidak tetap. Pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas adalah pegawai yang hanya menerima penghasilan berdasarkan jumlah hari bekerja, jumlah hasil unit pekerjaan, atau menyelesaikan suatu jenis pekerjaan yang pemberi kerja minta. Meski ketentuan perpajakannya berbeda dengan pegawai tetap, jenis pajak yang dikenakan sama yakni PPh Pasal 21. Perhitungan PPh 21 terhadap pegawai tetap Sebelum membahas lebih lanjut, perlu untuk mengetahui apa itu karyawan tetap. Karyawan tetap adalah karyawan yang menerima penghasilan dalam jumlah tertentu secara teratur atau pegawai yang berstatus kontrak dalam jangka waktu yang telah ditentukan, yang menerima penghasilan dalam jumlah tertentu secara teratur. Berikut pajak penyetahunan yang terhitung bagi pegawai tetap, antara lain Gaji bulanan. Gaji mingguan. Pembayaran rapel Penghasilan yang bersifat ireguler. Penghasilan pegawai yang dipindahtugaskan dalam tahun berjalan. Yang termasuk pegawai yang dipindahtugaskan dalam tahun berjalan yaitu a. Pegawai baru mulai bekerja pada tahun berjalan. Perhitungan PPh 21 atas penghasilan pegawai yang kewajiban pajak subjektifnya sebagai Subjek Pajak Dalam Negeri yaitu sudah ada sejak awal tahun kalendar, tetapi baru bekerja pada pertengahan tahun. Selain itu juga ada yang baru mulai setelah permulaan tahun pajak, dan mulai bekerja dalam tahun berjalan. b. Pegawai berhenti bekerja pada tahun berjalan. Pegawai yang masih memiliki kewajiban Pajak Subjektif berhenti bekerja pada tahun berjalan. Selain itu bagi karyawan yang bekerja pada tahun berjalan dan sekaligus kehilangan kewajiban Pajak Subjektifnya. Penghasilan pegawai yang berhenti/mulai bekerja dalam tahun berjalan. Menerima sebagian atau seluruh penghasilan dalam bentuk mata uang asing. Seluruh atau sebagian ditanggung oleh pemberi kerja. Terhadap pegawai tetap yang menerima tunjangan pajak. Penerimaan dalam bentuk Natura dan Kenikmatan lainnya. Bagi pegawai tetap yang baru memiliki NPWP pada tahun berjalan. Mari kita lihat contoh penghitungan PPh 21 untuk karyawan atau pegawai tetap dengan memperhitungkan PTKP secara manual. Baca Juga Apakah Kamu Tahu Komponen Gaji Karyawan? Perhitungan PPh 21 terhadap pegawai tidak tetap Selanjutnya perhitungan bagi pegawai tidak tetap. Pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas adalah pegawai yang hanya menerima penghasilan apabila pegawai yang bersangkutan bekerja, berdasarkan jumlah hari bekerja, hasil dari jumlah unit pekerjaan, atau penyelesaian suatu jenis permintaan pekerjaan oleh pemberi kerja. Berikut pajak penyetahunan yang terhitung bagi pegawai tetap, antara lain Tarif PPh 21 pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas atas penghasilan berupa upah harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan, dan uang saku harian, sepanjang pemberian penghasilan tidak secara bulanan. a. Perhitungan PPh Pasal 21 untuk Anggota Dewan Pengawas atau Dewan Komisaris. Pembayaran penghasilan kepada mantan pegawai. Pembayaran penghasilan kepada honorarium komisaris. Penarikan dana pensiun oleh peserta program pensiun yang masih berstatus sebagai pegawai. b. Perhitungan PPh Pasal 21 untuk Bukan Pegawai Bagi yang menerima penghasilan yang bersifat kesinambungan. Bagi yang menerima penghasilan yang tidak bersifat kesinambungan. c. Perhitungan PPh Pasal 21 untuk Peserta Kegiatan. d. Perhitungan PPh Pasal 26 untuk Wajib Pajak Luar Negeri. Berdasarkan tarif lapisan pertama Pasal 17 ayat 1 huruf a UU Pajak Penghasilan maka bagi pegawai tidak tetap atas jumlah penghasilan bruto sehari yang melebihi atau jumlah penghasilan pengurangan bruto dengan PTKP yang sebenarnya, dalam hal jumlah penghasilan kumulatif dalam satu bulan kalender telah melebihi Dengan banyaknya perhitungan pajak penghasilan seperti ini tentu saja akan lebih mudah dengan menggunakan program payroll seperti Software HRM dari Hashmicro. Siapa Saja yang Wajib Membayar PPh Pasal 21? Sumber pinterest Siapakah yang harus membayar pajak? Wajib pajak merupakan orang atau badan usaha yang memiliki kewajiban membayar pajak sesuai dengan aturan dalam undang-undang sehingga yang termasuk dalam ketentuan tersebut memiliki kewajiban untuk membayar pajak setiap tahunnya. Pajak yang terkumpul akan digunakan sebagai dana untuk melakukan pembangunan di Indonesia secara nasional maupun pembangunan daerah. Maka dari itu penting bagi masyarakat untuk memiliki pengetahuan mengenai pajak apa saja yang menjadi kewajibannya. Namun apabila perusahaan yang membayar pajak karyawannya, maka ada 2 cara untuk menghitungnya yaitu PPh 21 ditunjang pemberi kerja Cara yang pertama yaitu pembayaran pajak sesuai dengan jumlah yang seharusnya karyawan bayar. Cara ini disebut dengan metode gross-up yang menerapkan pemberian tunjangan pajak bagi karyawan atau penerima penghasilan gajinya dinaikkan terlebih dahulu sebesar pajak yang dipotong. PPh 21 ditanggung pemberi kerja Cara ini sama saja seperti karyawan yang membayar pajak, namun besaran pajaknya tidak terpotong dari gaji karyawan karena perusahaan sudah menanggung pajaknya. Istilah dari cara ini adalah metode net yaitu metode yang menerapkan karyawan atau penerima penghasilan tetap mendapatkan gaji bersih dengan perusahaan yang menanggung pajaknya. Sebenarnya bagi karyawan, kedua cara ini hasilnya sama saja. Perbedaannya hanya terletak pada perlakuan perhitungan pajak untuk perusahaan Pajak Badan. Cara menghitung PPh 21 berdasarakan pada siapa yang membayar, ada 3 tiga macam cara yaitu Karyawan menerima gaji netto. Penunjangan PPh Pasal 21 oleh pemberi kerja. Penanggungan PPh Pasal 21 oleh pemberi kerja. Karyawan menerima gaji bruto. Pemotongan Tarif PPh 21 ke karyawan. Lengkapi Form Berikut Ini dan Dapatkan Demo Software HashMicro GRATIS! Permudah Menghitung Tarif PPh 21 dengan Software HRM HashMicro! Meski menghitung PPh 21 terlihat mudah, namun sebenarnya cukup merepotkan. Terlebih bagi pengusaha yang mengurus kewajiban perpajakannya sendiri atau tidak memiliki karyawan yang punya keahlian khusus mengurus perpajakan. Saat in masih banyak wajib pajak menghitungnya menggunakan Microsoft Excel. Untuk dapat menghitungnya menggunakan Excel, wajib pajak harus memasukkan serangkaian perintah atau fungsi yang memungkinkan Excel menghitung PPh 21. Penggunaan rumus fungsinya antara lain Total penghasilan bruto Total pengurang penghasilan bruto Penghasilan neto sebulan dan setahun Rumus PTKP PPh Pasal 21 terutang dalam setahun PPh Pasal 21 terutang dalam sebulan Tidak hanya itu saja, penyusun juga harus mengatur kolom-kolom agar sesuai dengan keterangan input serta membuat kolom untuk seluruh karyawan. Jika tidak mahir dengan Microsoft Excel, pekerjaan ini tentu sangat menyita waktu dan tenaga Anda. Oleh karena itu untuk mempermudah kerja Anda, aplikasi Payroll dengan aplikasi HRM menyediakan untuk menghitung PPh 21 secara otomatis dan akurat yang sesuai dengan peraturan pajak terakhir dari pemerintah dengan fitur terlengkap. Lalu, apa saja keuntungan yang akan Anda dapatkan dari aplikasi kami? human resource management membantu Anda memantau kinerja karyawan, mengelola gaji dan pengeluaran, melacak kalender, memusatkan data SDM, menyederhanakan proses rekrutmen, dan fokus pada tujuan perusahaan Anda dan lain-lain. Di bawah ini adalah poin-poin mengenai sebagian fungsi sistem HRM Equip Memusatkan informasi penting karyawan dan memberikan hak akses kepada orang yang berwenang Mengevaluasi karyawan secara berkala untuk mendorong dan meningkatkan kinerja mereka Mengelola semua biaya tanpa membuat kesalahan Melacak penggunaan waktu setiap karyawan dengan aplikasi timesheet Mengatur proses rekrutmen dengan lebih lancar Selain itu banyak fitur yang tersedia juga seperti, pemantauan waktu dan kehadiran setiap karyawan, mengelola cuti masing-masing karyawan, manajemen biaya yang lebih sederhana, manajemen penilaian performa, pengelolaan rekrutmen, dan laporan keuangan yang lengkap. Baca Juga Slip Gaji Pengertian, Manfaat, Format, Contoh Kesimpulan Dengan Aplikasi HRM dari HashMicro, proses penggajian beserta perhitungan PPh 21 dapat dilakukan secara otomatis hanya dengan 1 klik setiap bulannya. Bahkan slip gaji beserta potongan pajak penyetahunan dapat langsung dikirim dan di- download karyawan kapan dan di mana saja. Demikianlah sejumlah keuntungan yang akan Anda dapatkan apabila menggunakan produk kami. Permudah Perhitungan PPh 21 Anda dengan Software HRM Hashmicro! Silahkan klik di sini untuk mendaftar. Tertarik Mendapatkan Tips Cerdas Untuk Meningkatkan Efisiensi Bisnis Anda?
Cara hitung Pajak Penghasilan Pasal 21 dengan PTKP terbaru dapat dilakukan secara otomatis dan akurat dengan OnlinePajak. Segera tinggalkan cara lama yang menyita waktu dan beralih ke aplikasi OnlinePajak sekarang juga! Sekilas Pengantar Cara Menghitung PPh 21 Pajak Penghasilan Pasal 21 PPh 21 merupakan jenis pajak yang dikenakan terhadap penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain yang diterima oleh pegawai, bukan pegawai, mantan pegawai, penerima pesangon dan lain sebagainya. Berdasarkan Bab V Pasal 9 Peraturan Direktur Jenderal Pajak PER Nomor PER-16/PJ/2016, Dasar Pengenaan dan Pemotongan PPh 21 adalah sebagai berikut 1. Penerima penghasilan kena pajak, antara lain Pegawai tetap Penerima pensiun berkala Pegawai tidak tetap dengan penghasilan per bulan melewati Rp Bukan pegawai seperti yang dimaksud dalam PER-16/PJ/2016 Pasal 3c yang menerima imbalan yang sifatnya berkesinambungan. 2. Seseorang yang menerima penghasilan melebihi Rp per hari, yang berlaku bagi pegawai tidak tetap atau tenaga lepas yang menerima upah harian, upah mingguan, upah satuan atau upah borongan, sepanjang penghasilan kumulatif yang diterima dalam 1 bulan kalender belum melebihi Rp 3. 50% dari penghasilan bruto, yang berlaku bagi bukan pegawai sebagaimana dimaksud dalam PER-16/PJ/2016 Pasal 3c yang menerima imbalan yang tidak bersifat berkesinambungan. 4. Jumlah penghasilan bruto, yang berlaku bagi penerima penghasilan selain penerima penghasilan, sebagaimana yang dimaksud dalam tiga poin di atas. Selain dasar pengenaan dan pemotongan, perhitungan PPh 21 juga didasarkan atas Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP. Artinya, pengenaan PPh tidak secara mentah diterapkan sesuai tarif, melainkan dikurangi PTKP terlebih dahulu. Anda dapat menemukan tarif PTKP yang berlaku di bawah ini. Perhitungan PPh 21 dengan PTKP Terbaru Perhitungan PPh 21 selalu disesuaikan dengan tarif PTKP yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak DJP. Saat ini, hukum terbaru yang mendasari tentang PTKP adalah Undang-Udang Harmonisasi Perpajakan No. 7 Tahun 2021 pada bab III pasal 7. Berikut ini adalah besaran PTKP terbaru yang berlaku Bagi wajib pajak orang pribadi sebesar Bagi wajib pajak yang kawin memperoleh tambahan sebesar PTKP bagi istri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami, sebesar Bila ada tambahan, maksimal 3 orang untuk tanggungan keluarga sedarah dalam satu garis keturunan, semenda, atau anak angkat, sebesar Adapun yang dimaksud dengan keluarga sedarah adalah orang tua kandung, saudara kandung, dan anak. Sedangkan keluarga semenda adalah mertua, anak tiri, dan ipar. Selain adanya penyesuaian pada tarif PTKP, terdapat perubahan pada tarif progresif yang digunakan untuk menghitung penghasilan kena pajak PKP. Berikut ini adalah besaran tarif progresif yang berlaku. Tarif 5% dikenakan untuk PKP hingga Rp60 juta Tarif 15% dikenakan pada PKP dari Rp60 juta sampai dengan Rp250 juta. Tarif 25% dikenakan pada PKP dari Rp250 juta sampai dengan Rp500 juta. Tarif 30% dikenakan pada PKP dari Rp500 juta hingga Rp5 miliar. Tarif 35% dikenakan pada PKP di atas Rp5 miliar. Dengan berlakunya UU HPP, tarif PTKP yang ditetapkan oleh DJP telah mengalami perubahan. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai PTKP terbaru, klik di sini. Sebelum kita lanjut membahas cara menghitung PPh 21 secara manual, Anda yang tidak mau ambil pusing saat menghitung pajak dapat menggunakan fitur hitung otomatis milik OnlinePajak. Pelajari cara menggunakannya melalui tautan di bawah ini Baca Juga Simak Mudahnya Cara Menghitung PPh 21 Otomatis di OnlinePajak Penghasilan yang Dikenakan Pajak Dengan penyesuaian tarif progresif terbaru, maka ada beberapa perubahan terhadap besaran penghasilan yang dikenakan PPh Pasal 21. Perubahan tarif progresif tidak menambah pajak penghasilan bagi orang pribadi yang berpenghasilan sampai dengan Rp5 miliar per tahun. Wajib pajak orang pribadi dengan penghasilan sampai dengan juta tidak perlu membayar PPh sama sekali. Maka, wajib pajak orang pribadi dengan penghasilan di bawah juta, baik itu merupakan gaji UMR atau di bawah UMR, tidak perlu membayar PPh sama sekali. Mari mencoba menghitung pajak penghasilan orang pribadi dengan penghasilan juta tiap bulannya dengan tanggungan TK/0. Penghasilan per bulan= juta Penghasilan per tahun= juta x 12 bulan= Rp54 juta Penghasilan per tahun – PTKP= Rp54 juta – Rp54 juta= 0 Berdasarkan penghitungan ini, orang pribadi dengan gaji sampai dengan juta tidak memiliki PPh terutang sehingga tidak perlu membayar pajak. Persentase Potongan PPh 21 Jadi, berapa besaran persentase potongan PPh 21 dari gaji karyawan tiap bulannya? Untuk menemukan besaran persentase potongan PPh 21 karyawan, terlebih dahulu menghitung penghasilan kena pajak yang didapatkan selama setahun, kemudian menguranginya dengan PTKP dan mengkalikannya dengan tarif progresif. Jika sudah ditemukan besaran PPh terutang selama setahun, baru dibagi 12 bulan atau sesuai jumlah bulan aktif karyawan bekerja di perusahaan tersebut. Contoh penghitungan akan dibahas pada paragraf selanjutnya. Ragam Metode Perhitungan Gaji Karyawan Walaupun perhitungan PPh 21 telah diatur oleh DJP, namun pada praktiknya, setiap perusahaan memiliki metode perhitungan PPh 21 sendiri yang disesuaikan dengan tunjangan pajak atau gaji bersih yang diterima karyawannya. Ada 3 metode perhitungan PPh 21 yang paling umum, yaitu 1. Metode Gross Gaji Kotor Tanpa Tunjangan Pajak Metode gross diterapkan bagi pegawai atau penerima penghasilan yang menanggung PPh 21 terutangnya sendiri. Ini berarti gaji pegawai tersebut belum dipotong PPh 21. Misalnya, Ardi seorang laki-laki lajang TK/0 menerima gaji bulanan senilai Rp maka perhitungannya sebagai berikut Gaji pokok Rp atau Rp Tarif PPh 15% PPh 21 yang ditanggung sendiri Rp atau Rp Gaji bersih take home pay Rp 2. Metode Gross-Up Gaji Bersih dengan Tunjangan Pajak Metode gross-up diterapkan bagi karyawan atau penerima penghasilan yang diberikan tunjangan pajak gajinya dinaikkan terlebih dahulu sebesar pajak yang dipotong. Misalnya, Ardi seorang laki-laki lajang TK/0 menerima gaji bulanan senilai Rp maka perhitungannya Gaji pokok Rp atau Rp Tarif PPh 15% Tunjangan pajak dari perusahaan Rp atau Rp Total gaji bruto Nilai PPh 21 yang dibayarkan perusahaan Rp Gaji bersih take home pay Rp 3. Metode Net Gaji Bersih dengan Pajak Ditanggung Perusahaan Metode net diterapkan bagi karyawan atau penerima penghasilan yang mendapatkan gaji bersih dengan pajak yang ditanggung perusahaan. Misalnya jika Ardi, seorang laki-laki lajang TK/0 menerima gaji bulanan sejumlah Rp maka perhitungannya Gaji pokok Rp atau Rp Total gaji bruto Rp Tarif PPh 21 15% Pajak yang ditanggung perusahaan Rp atau Rp Nilai PPh 21 yang dibayarkan perusahaan Rp Gaji bersih take home pay Rp Baca Juga Ini Besaran Tarif PPh 21 yang Harus Anda Ketahui Cara Perhitungan PPh 21 Karyawan Tetap Sebelum menghitung PPh 21 untuk karyawan tetap, ada baiknya untuk memahami pengertiannya. Dikutip dari situs DJP, karyawan tetap adalah karyawan yang menerima penghasilan dalam jumlah tertentu secara teratur atau pegawai yang berstatus kontrak dalam jangka waktu yang telah ditentukan, yang menerima penghasilan dalam jumlah tertentu secara teratur. Berikut ini adalah contoh-contoh penghitungan PPh 21 untuk karyawan atau pegawai tetap dengan memperhitungkan PTKP. Perhitungan yang dilakukan secara manual maupun perhitungan otomatis menggunakan aplikasi. Tanpa panjang lebar lagi, mari kita lihat contoh cara penghitungan PPh Pasal 21 secara manual Sita Rianti adalah karyawati pada perusahaan PT. Onix Komunika dengan status menikah dan mempunyai tiga anak. Suami Sita merupakan pegawai negeri sipil di Kementrian Komunikasi & Informatika. Sita menerima gaji Rp per bulan. PT. Onix Komunika mengikuti program pensiun dan BPJS Kesehatan. Perusahaan membayarkan iuran pensiun dari BPJS Ketenagakerjaan sebesar 1% dari perhitungan gaji, yakni senilai Rp per bulan. Di samping itu perusahaan membayarkan iuran Jaminan Hari Tua JHT karyawannya setiap bulan sebesar 3,70% dari gaji, sedangkan Sita membayar iuran JHT setiap bulan sebesar 2,00% dari gaji. Premi Jaminan Kecelakaan Kerja JKK dan Jaminan Kematian JK dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing sebesar 0,24% dan 0,3% dari gaji. Pada bulan Juli 2016, di samping menerima pembayaran gaji, Sita juga menerima uang lembur overtime senilai Rp Maka hasil perhitungannya adalah sebagai berikut Gaji Pokok i Tunjangan Lainnya jika ada ii JKK 0,24% JK 0,3% Penghasilan Bruto Pengurangan 1. iii Biaya jabatan 5% x 2. Iuran Jaminan Hari Tua JHT, 2% dari gaji pokok 3. iv Jaminan Pensiun JP, 1% dari gaji pokok Penghasilan neto bersih sebulan v Penghasilan neto setahun 12 x vi PTKP Penghasilan Kena Pajak Setahun vii Pembulatan ke bawah PPh Terutang 5% x PPh Pasal 21 Bulan Juli Ilustrasi di atas berlaku bagi wajib pajak yang memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP. Sementara, bagi wajib pajak yang tidak memiliki NPWP, akan dikalikan 120%, sehingga PPh Pasal 21 Bulan Juli menjadi Rp x 120% = Rp Penjelasan i Tunjangan lainnya seperti tunjangan transportasi, uang lembur, akomodasi, komunikasi, dan tunjangan tidak tetap lainnya. Umumnya tunjangan tersebut dapat diberikan oleh perusahaan atau tidak, tergantung dari kebijakan perusahaan itu sendiri. ii Iuran Jaminan Kecelakaan Kerja JKK berkisar antara – sesuai kelompok jenis usaha seperti yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2007. Di OnlinePajak, tarif iuran JPP yang diterapkan adalah tarif JKK yang paling umum dipakai perusahaan-perusahaan yaitu iii Biaya Jabatan sebesar 5% dari Penghasilan Bruto, setinggi-tingginya Rp sebulan, atau Rp setahun iv Jaminan atau Iuran Pensiun ditentukan oleh lembaga keuangan yang pendiriannya disahkan dalam Peraturan Menteri Keuangan dan ditunjuk oleh perusahaan. Jumlah persentase yang diterapkan di sini adalah 1%. v Penghasilan Neto Jika pegawai merupakan pegawai lama lebih dari satu tahun atau pegawai baru yang mulai bekerja pada bulan Januari tahun itu, maka penghasilan neto dikalikan 12 untuk memperoleh nilai penghasilan neto setahun. Namun jika pegawai merupakan pegawai baru yang mulai bekerja pada bulan Mei sekadar contoh, maka penghasilan neto setahun dikalikan 8 diperoleh dari penghitungan bulan dalam setahun Mei-Desember = 8 bulan. Pada contoh ini diasumsikan pegawai merupakan pegawai baru yang mulai bekerja pada bulan Januari. vi Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP berfungsi untuk mengurangi penghasilan bruto, agar diperoleh nilai Penghasilan Kena Pajak yang akan dihitung sebagai objek pajak penghasilan milik wajib pajak. Pada contoh ini WP sudah menikah dan memiliki tiga tanggungan anak, namun karena suami WP menerima atau memperoleh penghasilan, besarnya PTKP WP Sita adalah PTKP untuk dirinya sendiri TK/0. vii Penghasilan Kena Pajak harus dibulatkan ke bawah hingga nominal ribuan penuh, atau 3 angka di belakang ratusan rupiah adalah 0. Contoh menjadi Cara Perhitungan PPh 21 Karyawan dengan Tunjangan Pajak Cara menghitung PPh 21 karyawan atau pegawai tetap yang menerima tunjangan pajak gross up dari perusahaan tempatnya bekerja adalah dengan memperlakukan tunjangan pajak sebagai penghasilan pegawai dan ditambahkan pada penghasilan yang diterimanya. Contoh Perhitungan PPh 21 secara manual untuk karyawan yang menerima tunjangan pajak adalah sebagai berikut Fahri bekerja pada PT Kartika Kawashima. Status-nya belum menikah dan tidak mempunyai tanggungan dengan gaji bersih senilai Rp sebulan. Perusahaan tempatnya bekerja memberikan tunjangan pajak penuh kepada Fahri sejumlah Rp Sementara, iuran pensiun yang dibayar Fahri adalah Rp sebulan. Jadi, Contoh Hasil Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 bulan Agustus 2016 bagi Fahri yang tidak menerima penghasilan lain dari PT. Kartika Kawashima selain gaji adalah Gaji Pokok i Tunjangan Pajak Penghasilan bruto kotor sebulan Pengurangan 1. iii Biaya Jabatan 5% x = 2. Iuran/Jaminan Pensiun, 1% dari gaji pokok 3. iv JP Jaminan Pensiun, 1% dari gaji pokok, jika ada v Penghasilan neto bersih sebulan Penghasilan neto setahun 12 x Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP vii Penghasilan Kena Pajak Setahun PPh Terutang 5% x PPh Pasal 21 Bulan September = / 12 Jika wajib pajak tidak memiliki NPWP, maka PPh 21 perlu dikalikan 120%, sehingga PPh 21 terutangnya menjadi Rp x 120% = Rp Cara Perhitungan PPh 21 Karyawan Tidak Tetap Tidak Berkesinambungan Sebelum memulai perhitungan, mari kita pahami lebih dulu apa yang dimaksud dengan pegawai tidak tetap tidak berkesinambungan. Mengutip situs resmi DJP, pegawai tidak tetap tidak berkesinambungan adalah orang pribadi selain pegawai tetap dan pegawai tidak tetap/tenaga kerja lepas yang memperoleh penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apapun dari Pemotong PPh 21 dan/atau PPh 26 sebagai imbalan jasa yang dilakukan berdasarkan perintah atau permintaan dari pemberi penghasilan. Berikut ini adalah cara menghitung Pajak Penghasilan Pasal 21 pegawai tidak tetap yang menerima penghasilan tidak berkesinambungan Ardi adalah pegawai tenaga lepas untuk desain grafis di PT. Cahaya Kurnia dengan penghasilan Rp Besarnya PPh 21 yang terutang adalah 5% x 50% x Rp = Rp Bila Aditya tidak memiliki NPWP maka besarnya PPh Pasal 21 yang terutang adalah 120% x 5% x 50% x Rp = Rp Penjelasan Karena Ardi bukan pegawai tetap di PT. Cahaya Kurnia, maka PKP yang dikenakan sebesar 50% dari jumlah penghasilan bruto. Hal ini sesuai dengan peraturan PER-32/PJ/2015 Pasal 3 huruf c. Sedangkan tarif PPh Pasal 21 untuk penghasilan tahunan sampai dengan Rp adalah 5%. Lebih Mudah dengan Fitur PPh 21 OnlinePajak Meski kelihatannya mudah, menghitung PPh 21 sebenarnya cukup merepotkan. Terlebih bagi pengusaha yang mengurus kewajiban perpajakannya sendiri atau tidak memiliki karyawan yang punya keahlian khusus mengurus perpajakan. Kebanyakan wajib pajak menghitung PPh 21 menggunakan Microsoft Excel. Untuk dapat menghitung PPh 21 menggunakan Excel, wajib pajak harus memasukkan serangkaian perintah atau fungsi yang memungkinkan Excel menghitung PPh 21. Fungsi-fungsi yang dimaksud antara lain Rumus total penghasilan bruto Rumus total pengurang penghasilan bruto Rumus penghasilan neto sebulan dan setahun Rumus PTKP Rumus PPh 21 terutang dalam setahun Rumus PPh 21 terutang dalam sebulan Tidak hanya itu, penyusun PPh 21 juga harus mengatur kolom-kolom agar sesuai dengan keterangan yang akan diinput serta membuat kolom untuk seluruh karyawan. Jika Anda tidak akrab dengan Microsoft Excel, pekerjaan ini tentu sangat menyita waktu dan tenaga Anda. Nah, untuk mempermudah kerja Anda, aplikasi OnlinePajak menyediakan untuk menghitung PPh 21 secara otomatis dan akurat. Lantas, apa saja keuntungan yang bakal Anda dapatkan dari aplikasi PPh 21 OnlinePajak? Di bawah ini adalah poin-poin mengenai sebagian keuntungan tersebut Mudah digunakan karena pengguna cukup memasukan data untuk mendapatkan perhitungan akurat Gratis untuk selamanya Perhitungan selalu disesuaikan dengan peraturan terbaru Data tersimpan secara online untuk jangka waktu lama Data terlindungi dengan baik karena OnlinePajak mengantongi ISO untuk keamanan data Setelah menghitung PPh 21, pengguna bisa langsung membayar pajak dan melaporkannya melalui aplikasi yang sama. Nah, demikianlah sejumlah keuntungan yang akan Anda dapatkan. Segera hitung PPh 21 Anda di OnlinePajak! Klik di sini untuk mendaftar.
Bagi setiap karyawan seharusnya perlu memahami cara menghitung PPh 21 yang benar karena hal tersebut berhubungan dengan pendapatan kita. Sebelum mulai mencari tahu bagaimana cara menghitung PPh21, sebelumnya pahami dulu arti atau maksud dari PPh 21 itu sendiri. Dilansir dari Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2016, PPh 21 atau Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah pajak penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun yang sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi subjek pajak dalam negeri. Pajak yang satu ini dibebankan kepada setiap karyawan tetap yang mendapatkan gaji dan badan usaha yang sudah mendapatkan hasil dari usahanya tersebut. PPh 21 ini sifatnya wajib bagi mereka yang sudah mendapatkan penghasilan baik dari sektor formal maupun sektor non formal. Cara menghitung PPh 21 pun berbeda-beda untuk setiap individunya karena penghasilan dan aspek-aspeknya juga berbeda. Perbedaan tersebut mempertimbangkan banyak hal misalnya jumlah tanggungan, risiko pekerjaan, hingga status pernikahan. Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai PPh 21 dan bagaimana contoh cara menghitungnya. Pemotongan PPh 21 © Sebelum mengetahui seperti apa cara menghitung PPh 21, akan Glints jelaskan terlebih dahulu mengenai seluk-beluk pemotongan PPh 21. Dilansir dari DJP, pihak pemotong PPh 21/26 terdiri dari Pemberi kerja Bendahara atau orang yang memegang kas pemerintah Dana pensiun Orang pribadi yang membayar honorarium Penyelenggara kegiatan Sementara itu, untuk penerima penghasilan yang dipotong PPh 21/26 antara lain Pegawai Penerima uang pesangon dan pensiun Wajib pajak PPh 21 kategori bukan pegawai tenaga ahli, pemain musik, olahragawan, peneliti, dsb Anggota dewan komisaris yang tidak merangkap sebagai pegawai tetap Mantan pegawai Wajib Pajak PPh 21 kategori peserta kegiatan yang mendapatkan penghasilan dengan ikut serta dalam suatu kegiatan. Perhitungan PPh 21 untuk Karyawan Tetap © Cara menghitung PPh 21 untuk karyawan tetap perlu diperhatikan berapa besaran tunjangan dan banyaknya jumlah tanggungan. Pasalnya untuk menentukan jumlah PPh maka harus diketahui jumlah penghasilan kotor dan bersih dari setiap karyawan. Berikut ini contoh cara menghitung PPh 21 untuk karyawan tetap yang perlu kamu ketahui. Dika adalah seorang karyawan di PT XYZ yang tidak memiliki tanggungan dengan gaji pokok sebesar per bulannya. Di perusahaan tersebut ia mendapatkan jatah uang makan sebesar per bulan. Namun, ia juga tetap harus membayar iuran pensiun sebesar setiap bulannya. Cara mudah menghitung PPh 21 dari Dika adalah dikelompokkan terlebih dahulu menjadi pemasukan dan pengeluaran. Pemasukan Gaji pokok x 12 = Uang makan x 12 = Total Pengeluaran PTKP atau Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP sesuai ketentuan Iuran pensiun x 12 = Total Penghasilan bersih – = Pajak di bawah 50 juta adalah sebesar 5%. Jadi PPh terutang selama setahun adalah 5% x = Jumlah pajak penghasilan yang harus dibayar per bulan adalah 12 = Perhitungan PPh 21 Karyawan dengan Tunjangan Pajak © Tunjangan merupakan tambahan benefit yang ditawarkan kepada pekerja. Ada berbagai bentuk tunjangan seperti pemakaian kendaraan milik perusahaan. Kemudian, pemberian makan siang dan kudapan untuk di kantor hingga pinjaman kantor dengan bunga rendah atau tanpa bunga. Cara menghitung PPh 21 pada karyawan dengan tunjangan pajak contohnya sebagai berikut ini Tika adalah seorang karyawan dari PT ABC dengan gaji bersih sebesar sebulan. Saat ini statusnya ia belum menikah dan tidak memiliki tanggungan sama sekali. Di PT ABC Tika diberi tunjangan pajak penuh sebesar Namun, ia tiap bulannya juga harus membayarkan iuran pensiun sebesar Cara menghitung PPh 21 dari Tika juga bisa dilakukan dengan menghitung pemasukan dan pengeluarannya terlebih dahulu seperti berikut ini. Pemasukan Gaji pokok x 12 = Total Pengeluaran PTKP sesuai ketentuan Iuran pensiun x 12 = Tunjang pajak Total Penghasilan bersih – = PPh terutang selama setahun adalah 5% x = Jumlah pajak penghasilan yang harus dibayar per bulan adalah 12 = Demikianlah penjelasan mengenai cara menghitung PPh 21 yang sudah Glints persiapkan untukmu. Selain menggunakan cara manual seperti di atas, kamu juga bisa menggunakan tools penghitungan pajak online yang sudah banyak tersedia saat ini. Nah, selain penjelasan di atas, kamu bisa dapatkan ragam informasi seputar perpajakan yang tak kalah penting di Glints Blog. Tersedia banyak artikel ringkas mengenai tips dan prosedur pelaporan pajak yang sudah Glints siapkan untukmu. Jangan sampai ketinggalan informasi. Yuk, baca kumpulan artikelnya sekarang juga. Gratis! Pemotongan Pajak Penghasilan - Pasal 21 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2016
perhitungan pph 21 honorarium komisaris